Minggu, 29 Juni 2014

JADWAL PELAYANAN IBADAH


IMAN DAN STRATEGI


(2 Samuel 15 : 13 – 37)
=Sumber. SANTAPAN HARIAN=

Iman kepada Tuhan bukan berarti kita tidak perlu berstrategi dalam berencana. Teks kita hari ini menunjukan dengan indah betapa Daud memakai strategi yang cerdik dalam menghadapi pemberontakan Absalom. Namun, Daud tetap percaya, mengandalkan, dan tunduk pada kedaulatan Tuhan dalam menentukan apakah dia dapat kembali menjadi raja di Yerusalem atau tidak.
Absalom dengan sangat cerdik sudah merebut hati orang Israel dan berhasil menguasai Yerusalem. Mau tidak mau, Daud harus melarikan diri. Apa yang dilakukan Daud itu baik karena  dalam kudeta seperti ini, dia tidak lagi tahu siapa yang setia kepadanya. Dengan melarikan diri, Daud bisa mengetahui siapa saja yang sebenarnya masih setia kepadanya, yaitu mereka yang bersedia menyertainya (ayt.17-18).
Imam Zadok, Abyatar, dan semua orang Lewi, juga mengikuti Daud dengan membawa Tabut Allah. Namun, Daud menyuruh mereka kembali, demikian juga dengan Tabut Allah (ayt. 24-29). Di sini, Daud bertindak tepat. Pada masa lampau, Tabut Allah pernah diperlakukan seolah berhala yang harus memberkati umatnya (lih. 1 Sam. 4 : 3). Daud tidak mau ‘memaksa’ Allah untuk menyertai pelariannya. Dia berserah penuh pada kedaulatan Allah (ayt. 25 - 26).
Dengan menyuruh imam Zadok dan Abyatar kembali ke Yerusalem, Daud menaruh mata-mata di tengah-tengah kelompok pemberontak (ayt. 27 - 28). Demikian juga, dengan meminta sahabatnya, Husai kembali ke Yerusalem, Daud telah menempatkan seorang yang cerdik untuk bisa mematahkan nasihat Ahitofel, penasihatnya yang berkhianat (ayt. 34, lih ayt. 12). Husai bersama Zadok dan Abyatar, serta anak-anak mereka kelak berperan penting menggagalkan pemberontakan Absalom (2 Sam. 17 : 15 - 16).
Tindakan Daud sesuai dengan pengajaran Yesus kepada para murid : cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati (Mat. 10 : 16). Menghadapi musuh, kita harus percaya penuh kepada Tuhan dan kedaulatan-Nya. Lalu dengan hikmat karunia Tuhan, kita menyusun strategi jitu untuk mematahkan segala upaya yang ingin menghancurkan iman kita. Amin !

SUSUNAN BADAN PENGURUS HARIAN GEREJA SAHABAT DI INDONESIA PERIODE 2013-2018


I.                  BADAN PERTIMBANGAN
Ketua                                : Pdt. Dr.M.Y Kasodo
Anggota                           : Prof.Dr.W.Kanter
Anggota                           : Pdt.Yusuf Masduki M.Div

II.               BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DAN PERBENDAHARAAN      
Ketua                                : Pdt.Arianto Labaro S.Th
Anggota                           : Tjiu-Cimin

III.            BADAN PENGURUS HARIAN
Ketua Umum                 : Pdt.M  Tomana M.Th
Ketua I                              : Pdt.Dr.Arbiter Simorangkir
Sekretaris Umum          : Pdt.Ny.Suryani Watimena M.Div
Wakil Sek Umum           : Pdt.Ferdinand Tambun S.Th
Bendahara Umum       : Pdt.Berlin Barau M.Th
Wkl Bend. Umum         : Pdt. Ny.Maria Lobo


FRIENDS CHURCH


                                              Ibadah Natal Happy Fellowship Cipondoh








                                           Kunjungan Happy Fellowship ke Panti Rehabilitas


                                             Membaptis salahsatu jemaat GSI El-Syadday




HAPPY KIDS FELLOWSHIP


CHRISTMAS 2013  -  HAPPY KIDS FELLOWSHIP




























Sabtu, 28 Juni 2014

STRATEGI DALAM IMAN



(2 Samuel 15 : 13 – 37)
IMAN DAN STRATEGI DALAM KEDAULATAN TUHAN
=Sumber. SANTAPAN HARIAN=

Iman kepada Tuhan bukan berarti kita tidak perlu berstrategi dalam berencana. Teks kita hari ini menunjukan dengan indah betapa Daud memakai strategi yang cerdik dalam menghadapi pemberontakan Absalom. Namun, Daud tetap percaya, mengandalkan, dan tunduk pada kedaulatan Tuhan dalam menentukan apakah dia dapat kembali menjadi raja di Yerusalem atau tidak.
Absalom dengan sangat cerdik sudah merebut hati orang Israel dan berhasil menguasai Yerusalem. Mau tidak mau, Daud harus melarikan diri. Apa yang dilakukan Daud itu baik karena  dalam kudeta seperti ini, dia tidak lagi tahu siapa yang setia kepadanya. Dengan melarikan diri, Daud bisa mengetahui siapa saja yang sebenarnya masih setia kepadanya, yaitu mereka yang bersedia menyertainya (ayt.17-18).
Imam Zadok, Abyatar, dan semua orang Lewi, juga mengikuti Daud dengan membawa Tabut Allah. Namun, Daud menyuruh mereka kembali, demikian juga dengan Tabut Allah (ayt. 24-29). Di sini, Daud bertindak tepat. Pada masa lampau, Tabut Allah pernah diperlakukan seolah berhala yang harus memberkati umatnya (lih. 1 Sam. 4 : 3). Daud tidak mau ‘memaksa’ Allah untuk menyertai pelariannya. Dia berserah penuh pada kedaulatan Allah (ayt. 25 - 26).
Dengan menyuruh imam Zadok dan Abyatar kembali ke Yerusalem, Daud menaruh mata-mata di tengah-tengah kelompok pemberontak (ayt. 27 - 28). Demikian juga, dengan meminta sahabatnya, Husai kembali ke Yerusalem, Daud telah menempatkan seorang yang cerdik untuk bisa mematahkan nasihat Ahitofel, penasihatnya yang berkhianat (ayt. 34, lih ayt. 12). Husai bersama Zadok dan Abyatar, serta anak-anak mereka kelak berperan penting menggagalkan pemberontakan Absalom (2 Sam. 17 : 15 - 16).
Tindakan Daud sesuai dengan pengajaran Yesus kepada para murid : cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati (Mat. 10 : 16). Menghadapi musuh, kita harus percaya penuh kepada Tuhan dan kedaulatan-Nya. Lalu dengan hikmat karunia Tuhan, kita menyusun strategi jitu untuk mematahkan segala upaya yang ingin menghancurkan iman kita. Amin !

 
Modified by CR